Kasir

(Lokasi: di sebuah rumah makan, sepasang suami-istri sedang duduk berhadap-hadapan.)

Suami (S): Ma, kalau anak kita lahir mau jadi apa?
Istri (I): Kasir...
S: Yg lebih tinggi dong?!
I: (dengan nada melengking) Ka-siiir...
S: Hm?

Pernah lihat iklan yg seperti di atas? Ya, sketsa tersebut adalah salah satu dari sekian banyak versi iklan permen pelega tenggorokan. Lucu aja iklannya. ;p Tapi bukan semata-mata saya mau mengiklankan permen tersebut.

Sedari 15 Februari lalu, saya pindah ke departemen Kasir. Belum pasti pindah juga sih, soalnya selama 3 bulan ini saya masih harus menjalani training, dan jika lulus tes Kasir di bulan ke 3, baru deh saya resmi jadi bagian departemen Kasir. Tapi memang saya sudah mulai membawa modal sendiri, plastik sendiri, dan lainnya. Jadilah beberapa hari ini saya sibuk dengan dua departemen. Kasir dan Customer Service. Jadi Customer Service karena teman yg mestinya menggantikan posisi saya di Customer Service tersebut sedang cuti. Jadilah, saya sibuk juga menangani dua departemen tersebut.

Dan hampir tiap hari kayaknya ada saja masalah yg mesti saya hadapi. Hmmm... Kalau kata teman kasir saya, gak pernah nyobain semua kesalahan kasir, berarti belum menjadi kasir sejati. Hahaha... Ada-ada saja teman saya. Hari pertama saya membuka pos kasir, uang saya lebih Rp 100 karena kembalian customer. Hari kedua saya salah memindai jumlah barang. Dari yg seharusnya 18 malah saya pindai (scan) 1 saja. Jadilah (kemungkinan besar) saya harus mengganti uang untuk barang tersebut. Masalahnya, sampai saya posting nih blog, saya belum dipanggil atasan untuk menyelesaikan hal tersebut. Mungkin hari ini, karena kemarin saya off. Hari ketiga, uang saya (lagi-lagi) lebih Rp 5.500. Saya juga bingung. Entah lebih kembalian customer atau karena apa. Saya juga tidak tahu. Yg pasti semoga perjalanan saya gak cepat berakhir. Amien...

23:56 18/02/2009
13:34 19/02/2009 -> edited

Comments

Popular posts from this blog

Kartu Member

Bahasa Serapan...

Modus Penipuan Pembeli Online