Modus Penipuan Pembeli Online

Bulan ini Kakak saya memposting iklan ponsel di salah situs jual-beli barang yg mengandalkan lokasi, OLX. Seperti yang sudah-sudah, saya dan kakak saya sudah terbiasa menjual produk yang sudah tidak terpakai, atau karena sudah bosan dan ingin mengganti yang baru melalui situs online. Gak banyak sih, tapi kita punya lapak jualan sendiri, TokonyaAbbie, di Tokopedia dan BukaLapak. Silakan mampir, siapa tau ada barang yg sedang kalian perlukan. Maaf ya jadi sedikit promosi... Hehehehe...

Perkembangan e-commerce yang cepat, membuat transaksi jual beli semakin mudah dan aman. Semakin banyaknya pilihan metode pembayaran, membuat transaksi semakin mudah dan cepat. Tidak terkecuali untuk transaksi barang bekas (second) yang sering saya lakukan di dunia maya. Walau tetap saja opsi pembayaran di tempat alias COD (Cash On Delivery) masih digemari. Apalagi sebagian besar barang yang saya jual sekarang adalah barang-barang bekas pakai, jadi wajar saja jikalau masih ada yang meminta untuk bertatap muka agar bisa mengecek barang yang akan dibelinya.

Walau sudah cukup sering melakukan transaksi melalui online maupun tatap muka, baru pertama kalinya buat saya dan Kakak saya menemui calon pembeli yang memiliki niatan jahat. Calon pembeli ini melakukan kontak dengan Kakak saya. Lalu pertanyaan standar seperti stok barang, tanya kelengkapan barang, lalu mengenai kondisi fisik barang apakah ada kekurangan atau tidak. Lalu sampailah hingga tawar menawar harga dan si calon pembeli setuju di harga Rp. 6.500.000,- 

Setelah setuju dengan harga tersebut, mulailah keganjilan dimulai. Si calon pembeli tidak mau melakukan pembayaran melalui Tokopedia maupun Bukalapak, namun ingin langsung transfer. Kakak saya masih berusaha untuk berfikir positif, walaupun sudah coba untuk menawarkan COD saja. Namun calon pembeli tetap dengan pendiriannya untuk melakukan pembayan dengan transfer bank saja. Dan setelah Kakak saya informasikan no rekeningnya, akhirnya si calon pembeli memberikan bukti transfer berupa struk transaksi di mesin ATM dari Bank Mandiri. Dan di bawah ini foto yang dikirim oleh si calon pembeli.


Kakak saya pun coba cek namun belum ada transaksi masuk. Dan stelah diteliti, ternyata ada yang aneh dari foto struk yang dikirimkan si calon pembeli. Pertama, si calon pembeli merubah tanggal dan waktu transaksi. Kedua, ada perbedaan ketebalan tulisan dan ukuran huruf di informasi penerima dana. Ketiga, ada informasi No E-Cash Dana. Ke empat, di foto struk bukti transaksi terlihat kalau kertas seperti bekas lipatan, yang seharusnya memberikan efek visual kemiringan teksnya, namun di foto teksnya rapi dengan rata kiri.

Ketika dikonfirmasi oleh Kakak saya mengenai transfernya yang belum masuk, si calon pembeli malah meminta Kakak saya melakukan aktivitas kode pembayaran yang seperti dia infokan di struk yang diberi. Yang terlihat seperti transaksi aktivasi Mandiri E-Cash. Kakak saya pun bilang kalau dia kerja di BCA untuk meyankinkan bahwa dana memang belum masuk dan tentu saja tidak mau melakukan apa yang diminta si calon pembeli. Si calon pembeli pun memberikan informasi mengenai Mandiri E-Cash yang harus Kakak saya lakukan, padahal kalau diperhatikan, itu adalah cara transaksi transfer antar bank. Berikut informasi Mandiri E-Cash yang diberikan si calon pembeli.




Di keterangan cara aktivasi di atas, jelas-jelas di poin ke-4 ditulis "Pilih menu transfer". Lalu di poin ke-5 pilih "Bank lain". Dan di poin ke-6 disebutkan "Masukan kan kde bank ( 008 ) benar". Kode 008 tersebut adalah kode dari Bank Mandiri untuk transaksi antar bank melalui mesin ATM. Jika Kakak saya terkecoh, yang ada Kakak saya malah memberi "rezeki" ke si calon pembeli untuk isi ulang Mandiri E-Cash miliknya. Karena setelah saya cari di Google, Mandiri E-Cash itu merupakan layanan uang elektronik dari Bank Mandiri untuk pembayaran transaksi agar lebih mudah. Tidak seperti informasi yang diberikan si calon pembeli. Berikut sebagian informasi mengenai Mandiri E-Cash, dari situs resmi Bank Mandiri (www.mandiriecash.co.id).





Beruntung masih diberi kewaspadaan, jadinya Kakak saya tidak tergiur untuk mendatangi mesin ATM dan melakukan apa yang diinginkan si calon pembeli. Sekarang penjual barang pun harus bisa waspada dan berhati-hati dalam bertransaksi agar tidak ditipu. Modus penipuan ini salah satu yang baru saya dan Kakak saya termui. Padahal yang biasanya melakukan penipuan adalah dari oknum penjual, namun sekarang sudah ada juga oknum pembeli yang melakukan tipu muslihat. Tentu saja ini hanya salah satu modus penipuan dari sekian banyak modus yang dilakukan oleh si penipu, yang kebetulan dialami oleh Kakak saya. Semoga kita semua dapat dihindarkan dari segala macam modus penipuan ya teman-teman. Dan ingat untuk selalu waspada.

Comments

Popular posts from this blog

Kartu Member

Bahasa Serapan...