Akhir, Pasrah, Terima Kasih

Berat rasanya harus mengakhiri suatu hubungan, dimana dalam hubungan itu kita sudah mengarungi suka duka bersama, menghabiskan sisa malam bersama, dan berbagai kebersamaan yg membawa bahagia. Tapi apa mau dikata, ketika kata perpisahan terucap dari dirinya, sakit hati ini.

Kekecewaan yg dulu sempat pudar, kini kembali hadir. Rasa kecewa itu langsung menyeruak dalam diri, membuat hati ini kesal dengan dirinya. Membuat jiwa ini bergejolak, ingin menentang semua alasan yg keluar dari dirinya. Yg menyakitkan dari semua ini, ketika dirinya tidak bisa menjawab satu pertanyaan saya, "Kamu gak pernah nganggap aku ya?".

Tetes air mata mengalir dari dirinya, membuat hatiku kesal, sedih, karena kesedihan ini milik kita berdua. Saya dan dia, aku dan kamu. Langkah kakinya saat itu tergesa sambil terus mengusap tetes-tetes air matanya. Diri ini sekarang pasrah dengan apa yg diinginkannya. Semoga saja saya bisa menerima ini, walau pada kenyataannya, diri ini tak ingin melepaskannya. Diri ini semakin ingin selalu bertemu dengan dirinya.

pernahkah kau bicara
tapi tak didengar
tak dianggap sama sekali
pernahkah kau tak salah
tapi disalahkan
tak diberi kesempatan

ku hidup dengan siapa
ku tak tahu kau siapa
kau kekasihku tapi orang lain bagiku
kau dengan dirimu saja
kau dengan duniamu saja
teruskanlah teruskanlah
kau begitu

Sekarang saya harus bisa pasrah dengan semua ini. Menerima dengan baik keputusan yg dipilih, semoga membawa kebaikan buat dia, saya, dan orang-orang di sekitar kita. Bersikap lebih baik, menata semua seperti semula, karena rasanya, sendiri itu lebih bebas dan tanpa beban.

thank you for loving me
for being my eyes
when i couldn't see
for parting my lips
when i couldn't breath
thank you for loving me

"Tetap semangat menjalani hidup, usiamu masih muda, raih citamu, teman-teman selalu mendukungmu, doa keluarga menyertaimu!"

Semangat...!!! ( ^ ^)v

Comments

Popular posts from this blog

Kartu Member

Bahasa Serapan...

Modus Penipuan Pembeli Online