Kesal (Undercover)

Coba baca postingan saya yg ini. Sebenernya, ada hal lain yg bikin saya kesal. Waktu itu gak saya ceritain karena sewaktu posting cerita itu, teman saya lagi 'ngawasin' di belakang. Saya gak biasa ajah.

"Pulangnya, teman-teman memang mengajak untuk pergi main, mungkin makan dan jalan. Tapi entah, rasanya malas kali ini. Walau sudah terpaut janji untuk ikut. Ya sudah, terpaksa saya membatalkan keikutsertaan saya dalam acara itu."

Sebenernya saya mau ikut ke acara bareng temen kerja, tapi nunggu temen yg mau nganterin. Sewaktu menunggu, doi saya nelpon minta ketemuan. Awalnya saya juga bilang ada janji ma teman kerja, tapi demi doi, akhirnya saya urungkanlah niat kumpul dan memenuhi permintaan doi.

"Saya memutuskan untuk jalan ke pusat grosir di Jakarta Pusat, Cempaka Mas. Niat mencari gadget murah, namun setelah berpusing-pusing (baca: muter-muter), tidak ada gadget yg saya cari itu. Huhh... kekesalan bertambah lagi."

Kita janjian untuk bertemu di ITC Cempaka Mas, sekalian saya cari gadget. Setelah makan, kita lanjutkan untuk mencari gadget murah itu. Barangnya sih ada, tapi saya masih ragu untuk membeli karena fasilitas yg ditawarkan sepertinya kurang sesuai harapan. Setelah memantapkan hati untuk membeli, dan karena doi dah mulai gak sabar, akhirnya kita kembali mencari lokasi si penjual gadget yg ditaksir tadi. Karena waktu dah jam 8 malam, terlalu banyak orang yg mulai menutup rukonya membuat kita berdua jadi kelimpungan, pusing nyari lokasi tersebut. Dan dengan berat hati, gadget dambaan tidak bisa terbeli. Doi kesel, saya apalagi.

"Tatkala melangkahkan kaki pulang dan keluar dari Cempaka Mas, hujan turun cukup deras. Memang hujan juga rezeki, namun kalau hujan terus menerus di Jakarta, yg ada musibah bisa muncul. Rasanya, derasnya air hujan yg turun juga mengartikan kekesalan saya hari ini."

Hujan hari itu nampaknya memang mencerminkan hati saya yg kesal dan sedih. Sepanjang perjalanan, doi diem. Gak banyak bicara, yg membuat saya tambah kesal.