Migrasi ke OneNote


Sedari jaman kuliah, tahun 2011, saya mencoba melakukan pengurangan kertas dalam pencatatan materi kuliah. Padahal sih biar terlihat praktis aja. Waktu itu saya masih menggunakan Samsung Galaxy Tab 7", dimana fitur Note yang ter-install di perangkat memiliki batasan untuk jumlah karakter yang dapat diinput. Sehingga ketika sedang mencatat materi yang banyak, harus terbagi menjadi beberapa catatan. Selain itu juga masih terbatas dengan fitur yang diberikan, serta tidak adanya sinkronisasi antar perangkat. Jadinya, catatan yang sudah dibuat hanya bisa dilihat di satu perangkat saja, tidak bisa diakses di perangkat lain.
Karena kebutuhan karakter penulisan teks yang tidak terbatas, setelah mencari dengan bantuan mbah Google, akhirnya menemukan aplikasi Evernote. Pada saat itu aplikasi Evernote memiliki beberapa kelebihan seperti tidak ada batasan karakter dalam penulisan teks, dapat melakukan sinkronisasi dengan perangkat lain (baik ponsel maupun komputer), dapat memasukkan objek gambar maupun audio, dan dapat melakukan penulisan teks langsung (menggunakan bantuan stylus Adonit) sehingga seperti catatan sendiri. Selain itu, Evernote dapat membuat kumpulan catatan ke dalam beberapa kategori utama. Sehingga bisa membuat kategori seperti mata kuliah Manajemen, Bahasa Inggris, Akuntansi, dan lainnya. Jadi dapat mudah mencari materi pelajaran yang pernah ditulis berdasarkan kategori.

Pada perjalanannya, untuk versi gratis dari Evernote memiliki batasan dalam sinkronisasi perangkat. Baik perangkat ponsel, tablet, maupun komputer, maksimal hanya dua perangkat yang dapat login melalui aplikasi. Memang sih, pada saat pembatasan fitur terjadi, kuliah saya sudah lulus. Namun Evernote masih sering saya gunakan guna menulis ide-ide blog, maupun catatan pekerjaan. Padahal sebelumnya tidak ada batasan. Akibatnya, untuk mengakali pembatasan perangkat tersebut, saya menggunakan Evernote web jika sedang menggunakan komputer. Namun cara ini kurang praktis menurut saya.


Lalu setelah coba mencari aplikasi lainnya, lagi-lagi dengan bantuan mbah Google, akhirnya saya menemukan aplikasi Microsoft OneNote. Aplikasi ini sebetulnya sudah saya kenal setelah Windows mengeluarkan Microsoft Office 2016, karena dalam paketan aplikasi tersebut, Microsoft OneNote juga hadir secara otomatis. Namun kala itu saya masih belum tertarik, karena belum faham dengan penggunaan Microsoft OneNote, dan masih (mencoba) setia dengan Evernote. Hehehe...

Akhirnya beberapa bulan kebelakang ini, saya penasaran dengan Microsoft OneNote (selanjutnya kita sebut OneNote saya ya?) dan coba menjajal aplikasi tersebut. Ketika saya coba cari bantuan untuk dapat menggunakan OneNote, ternyata di halaman bantuan OneNote juga tertera perbedaan antara aplikasi Evernote dengan OneNote. Bahkan, OneNote memberikan aplikasi guna migrasi Evernote ke OneNote. Adapun beberapa keunggulan OneNote dibanding aplikasi Evernote saat ini adalah sebagai berikut:
  1. Sinkronisasi catatan di seluruh perangkat (pada Evernote gratis membatasi pada 2 perangkat saja).
  2. Bisa melakukan penulisan pada laman OneNote dimana saja, tidak terbatas, dan dapat melakukan tulisan tangan langsung (pada Evernote penulisan sesuai tata letak, dan penulisan tangan menggunakan aplikasi tambahan-Sketch).
  3. Menyimpan email ke dalam catatan (pada Evernote memerlukan layanan berbayar).
  4. Melakukan digitalisasi kartu bisnis (pada Evernote memerlukan layanan berbayar).
Selain itu, layanan yang sama-sama ditawarkan seperti Evernote adalah:
  1. Aplikasi tersedia untuk Android, iOS, Windows, Mac, maupun melalui web.
  2. Dapat berbagi konten dengan orang lain.
  3. Konten klip dari web.
Dan yang paling menyenangkan, OneNote memiliki aplikasi guna meng-import catatan yang sudah kita miliki di Evernote. Aplikasi ini saya coba di Windows dan cara mengimpornya sangat mudah sekali. Dengan catatan, kamu harus memiliki aplikasi Evernote untuk Windows juga. Coba deh.

Dari segala fitur yang ditawarkan oleh OneNote, fitur yang terasa membantu saya adalah kebebasan sinkronisasi dengan berbagai perangkat tanpa batas, dan kebebasan untuk dapat mencacat di halaman OneNote secara acak dan sembarang layaknya kita mencoret atau menulis di kertas. Pengalaman ini saya rasakan di OneNote dengan menggunakan iPad dan Windows. Semuanya terasa mudah. Memasukkan objek gambar, menulis tambahan catatan dengan tulisan tangan, sampai memberi highlight maupun tanda pada catatan yang kita tulis. Memang masih memerlukan eksplorasi. Namun kegalauan saya untuk Evernote sudah dijawab OneNote, nampaknya dalam waktu dekat saya akan tetap jadi pengguna OneNote. Bagaimana dengan kalian? Apakah kalian sependapat dengan saya?

Comments

Popular posts from this blog

Kartu Member

Bahasa Serapan...

Modus Penipuan Pembeli Online