Selamat Tinggal BBM

Pertama kali saya kenal dengan layanan BlackBerry Messenger (BBM) adalah sekitar tahun 2010. Pada saat itu layanan BBM masih tergolong premium. Selain karena layanan hanya tersedia di ponsel BlackBerry (yang harga ponselnya masih tergolong mahal), penggunapun diharuskan berlangganan layanan internet yang dapat mendukung BlackBerry Internet Service (BIS). Hingga akhirnya BlackBerry merilis ponsel seri 'ekonomis' berlabel Curve/Gemini yang dibandrol dengan harga kisaran 2jtan, membuat makin banyak orang menggunakan ponsel BlackBerry dan meningkatkan popularitas BBM di Indonesia. Sehingga tidak heran banyak orang menggunakan dua ponsel sekaligus, ponsel BlackBerry untuk menggunakan layanan BBM, dan ponsel tambahan lainnya untuk menelepon atau sekedar ponsel pelengkap. Lalu, apa sih layanan BBM itu sendiri? Kenapa bisa sampai booming di kala itu?

BlackBerry Messenger merupakan layanan perpesanan antara pengguna BlackBerry, sehingga para penggunanya bisa saling bertukar pesan teks, gambar, suara, hingga video. Dalam layanannya, pengguna tidak lagi dibebankan biaya pulsa, tetapi dengan membebankan biaya layanan bulanan. BBM dirilis pada 1 Agustus 2005, namun untuk di Indonesia, saya gak menemukan kapan tepatnya BBM resmi rilis di Indonesia. Dalam perkembangannya, layanan BBM dapat digunakan untuk layanan panggilan telepon dan video. Selain itu, di dalam layanan BBM terdapat fitur Grup yang memungkinkan para pengguna yang bertujuan sama untuk saling berkomunikasi dalam satu Grup. Fitur lainnya, di BBM pengguna bisa mengatur tampilan foto di profil pengguna, menempilkan status yang dibuat oleh pengguna, hingga menampilkan judul lagu maupun video yang sedang kita putar. Mungkin itulah yang membuat BBM booming, karena gemarnya masyarakat Indonesia bercerita dengan teman, atau bahkan bergosip, membuat fasilitas BBM menjadi banyak digunakan oleh masyarakat. Walapun pada saat itu saya menggunakan BBM karena tuntutan kerjaan.

Dari segi keamanan, BBM menggunakan kode unik (PIN BBM) yang berguna untuk mengidentifikasi para penggunanya. Sehingga untuk dapat terhubung dengan para pengguna BBM yang lain, para pengguna BBM tersebut harus saling mengirimkan undangan pertemanan dengan menginput PIN BBM maupun melakukan pindai barcode PIN. Pada akhir tahun 2013, akhirnya BBM merilis aplikasi untuk ponsel dengan sistem operasi Android dan iOS. Tentu saja ini menjadi angin segar bagi para penggunanya, termasuk saya, sehingga tidak perlu lagi bergantung dengan ponsel BlackBerry. Karena pada tahun 2013 sudah mulai marak ponsel berlayar sentuh tidak seperti BlackBerry yang masih mengandalkan fisik keyboard. Dan inilah yang menjadikan ponsel BlackBerry nampak ketinggalan jaman. Selain itu, banyaknya aplikasi pesan lain yang menawarkan berbagai kemudahan dan kustomisasi membuat BBM (dan ponsel BlackBerry) lambat laun  ditinggalkan oleh penggunanya.

Walau begitu, di Indonesia penggunaan BBM masih menjadi pangsa pasar terbesar di dunia. Tidak heran pada tahun 2016, perusahaan asal Indonesia, PT Elang Mahkota Teknologi (yang masih satu grup dengan stasiun televisi SCTV dan Indosiar), berani membeli lisensi BlackBerry Messenger untuk dikembangkan di Indonesia. Banyak sekali fitur yang dikembangkan oleh PT Emtek seperti program TV gratis, portal berita daring (Liputan6.com), bekerjasama dengan market place (Bukalapak), hingga memasukkan penyediaan sistem pembayaran online yang bekerja sama dengan Alipay, yaitu Dana.

Namun dari segala upaya yang dilakukan oleh PT Emtek untuk tetap mengembangkan BBM di Indonesia, bahkan dunia, nampaknya BlackBerry kewalahan dan akhirnya memutuskan untuk menyerah. Dalam pengumuman resmi BBM di halaman blog mereka, BlackBerry mengumumkan akan menghentikan operasi BBM pada tanggal 31 Mei 2019. Pihak BlackBerry menyebutkan bahwa dalam tiga tahun belakangan ini BlackBerry mencoba memperbaharui layanan lintas-platform yang tidak hanya sekedar untuk berkirim pesan dan berbagi cerita, tetapi juga menikmati berbagai konten dan bahkan membayar aneka tagihan. Namun tak dapat dipungkiri, karena industri yang sangat dinamis, BlackBerry mengakui banyak pengguna yang pindah ke platform lain, sementara pengguna baru sulit untuk didapat. Tidak lupa BlackBerry pun mengucapkan terima kasih kepada para pengguna, mitra, dan karyawannya yang telah menjadi bagian dari BBM selama ini.

(Keterangan lengkap mengenai ini bisa kamu baca di tautan ini.)

Kalau dari saya sendiri kenangan bersama BBM yang paling diingat adalah adanya fitur Ping. Fitur yang berfungsi layaknya 'Buzz' di Yahoo Messenger, yang akan mengingatkan si penerima bahwa seseorang sedang menunggu balasan yang bersifat penting. Ada juga keisengan di BBM adalah Broadcast. Bisa broadcast cerita, hal-hal gak jelas, sampai dengan Broadcast berisikan PIN BBM dari berbagai macam orang yang ingin berkenalan dan ingin saling berkirim pesan. Kalau bagi kalian, apa sih yang paling dikenang dengna BBM? Silakan share di komentar ya. Semoga apapun itu akan menjadi kenangan buat kita semua ya. Terima kasih BBM, karena sudah mengisi kesibukan kita di kala itu.

Comments

Popular posts from this blog

Kartu Member

Bahasa Serapan...

Modus Penipuan Pembeli Online