Kuliah

Bulan September ini sepertinya menjadi awal tahun ajaran baru perkuliahan di Indonesia. Atau setidaknya di Universitas dekat tempat saya tinggal sekarang, sekitar Grogol Jakarta Barat. Melihat riuh ramai para mahasiswa baru mengikuti kegiatan di perkuliahan, membawa saya kembali ke masa kuliah dulu. Masa-masa yang patut disyukuri dalam hidup saya walau banyak suka dan dukanya.

Awalnya, saya sudah diterima di salah satu Politeknik di Bandung melalui sistem tanpa tes masuk, hanya melalui prestasi belajar. Memang prestasi belajar saya masa SMA tidak cemerlang sekali, tapi dirasa cukup saat itu. Sayang, keadaan ekonomi keluarga saat itu tidak memungkinkan saya untuk mengikuti registrasi ulang di Politeknik tersebut. Sedih memang, tapi gak ada cara yg saya tempuh selain pasrah, merelakan untuk tidak berkuliah di Politeknik tersebut. Saat itu saya tidak mengerti birokrasi untuk mendapatkan beasiswa, jadilah orang tua saya menyarankan mencari kuliah di Sukabumi saja.

Saya memang tidak tertarik kuliah di negeri sebetulnya, gak pandai dengan soal-soal UMPTN dan sejenisnya. Ujian STAN pun gagal. Walau kegagalan masuk STAN saya fikir karena saya salah memilih jenjang pendidikan, tapi tak apalah fikir aku saat itu. Sebagai pengalaman saja.

Menjalani kuliah di jurusan Manajemen Informatika memerlukan setidaknya komputer untuk mempelajari atau mencoba apa yang sudah didapat dari materi kuliah, hingga untuk mengerjakan tugas. Namun, tetap saja, perekonomian keluarga saat itu belum memadai. Usaha orang tua untuk mengubah beberapa kamar menjadi kamar kos belum cukup untuk membeli komputer. Jadilah setiap akan belajar komputer, saya meminjam komputer yang menyewa kamar kos ke orang tua. Hmmm... Sedih banget, belum punya komputer sendiri. Tapi, dengan menghilangkan rasa malu sejenak, saya giat belajar komputer.

Willy, Saya, Yusuf, dan Christian.

Alhamdulillah, hasil kuliah saya selama satu tahun itu berbuah prestasi yang membahagiakan orang tua. Saya menjadi lulusan terbaik saat itu. Senangnya bisa membahagiakan orang tua walau tidak bisa memberikan yang lebih dari sebatas prestasi. Luar biasa senang saya saat itu. Melihat pancaran wajah orang tua yang senang akan keberhasilan anaknya.

Kembali ke masa sekarang, nampaknya para mahasiswa itu harus bisa menghargai hasil kerja keras orang tua untuk dapat menguliahkan anak-anaknya. Jangan menjadi mahasiswa rusuh, perusak, bahkan hingga menjadi mahasiswa yang kriminal. Ingatlah orang tua yang selalu membiayai kuliah, dan berikanlah hasil yang terbaik untuk orang tua. Karena saya yakin, kesuksesan sekecil apapun orang tua akan sangat bahagia. Tapi jika kejelekan yang kita berikan, orang tua pasti akan sangat sedih melihatnya.

Mama, Papa, terima kasih untuk segala doa dan sokongannya selama ini. Semoga Allah SWT selalu menyangi Mama dan Papa.

Comments

Popular posts from this blog

Kartu Member

Bahasa Serapan...

Modus Penipuan Pembeli Online