Surat Pembaca

Beberapa waktu lalu saat saya pulang ke Sukabumi, saya diminta untuk membongkar sebuah koper. Katanya sih isi koper itu punya saya dari waktu pindah rumah sekitar tahun 2008. Lama juga ya? Saya sampai lupa sama isinya itu apa. Ternyata setelah kopernya dibuka oleh kakak perempuan saya, isinya adalah koleksi majalah saya sedari jaman SMA. Dari sekian banyak jenis majalah tersebut, majalah telekomunikasi yang mendominasi.

Sedari awal jaman SMA saya mulai senang dunia telekomunikasi. Melihat perkembangan teknologi yang sangat cepat, dan tidak sabar untuk selalu bisa mencobanya. Karenanya, saya suka sekali jika ada temen baru beli ponsel saya pasti akan coba fitur-fitur yang jadi unggulan ponsel tersebut.  Saya pun tak jarang mengirimkan surat pembaca melalui rubrik surat pembaca di majalah-majalah yang saya beli. Tujuannya, tentu saja untuk mengetahui penjelasan akan perkembangan teknologi baru, sampai solusi mengenai permasalahan telepon seluler.

Beberapa surat yang dimuat di majalah.

Beberapa surat pembaca yang saya kirim, memang tidak semuanya dimuat. Kalaupun dimuat, bahasanya pasti sudah melalui proses penyuntingan. Tapi buat saya itu tidak masalah karena artinya apa yang saya utarakan dianggap mewakili surat-surat pembaca lain yang juga masuk di meja redaksi. Bahkan saya pun jadi senang jikalau nama saya dimuat di majalah, membuat saya jadi bangga. :D Narsis banget ya?

Belakangan seiring perkembangan jaman, media surat membaca memiliki penyaing forum pembaca secara daring alias online. Jadi makin banyak cara untuk bisa saling bertukar informasi. Namun, saya yakin media pembaca tidak akan mati walaupun teknologi informasi semakin maju. Karena surat pembaca merupakan bahan ajuan redaksi menampilkan laporan atau berita yang lebih baik dan bisa menjadi pihak perantara antara konsumen dan penjual.

Pernahkah kamu coba mengirimkan surat pembaca?

Comments

Popular posts from this blog

Kartu Member

Bahasa Serapan...

Modus Penipuan Pembeli Online